Dari Redaksi

Jihad Dan Khilafah Solusi Untuk Palestina

Palestina kembali membara. Ghaza dibombardir pasukan Zionis penjajah. Ratusan Muslim Ghaza terbunuh. Di antaranya anak-anak dan para ibu yang tak berdaya. Ratusan rumah dan bangunan umum dihancurkan dengan keji. Pada bulan Ramadhan kemarin,  umat Islam yang sedang menyambut malam Lailatul Qadr di Masjid al-Aqsha diserbu tentara Zionis. Sebelumnya, tentara Yahudi mengepung rumah-rumah kaum Muslim di asy-Syaikh Jarakh, merampas rumah-rumah yang sudah lama mereka miliki. Diperkiraan korban dari rakyat Palestina akan semakin bertambah kalau serangan entitas penjajah Yahudi tidak dihentikan.

Namun, sungguh disayangkan, penguasa-penguasa Arab dan negeri-negeri Islam lainnya tidak berbuat banyak untuk menghentikan kejahatan penjajah Yahudi yang terus berulang ini. Penguasa negeri-negeri Islam terus berulang melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Rutinitas mengecam, mengancam, mengajak rapat darurat OKI, menyerukan genjatan senjata, seruan perdamaian, yang tidak pernah membuat penjajah Yahudi jera dan takut melakukan serangan yang berulang terhadap umat Islam di Palestina.

Padahal penyelesaian masalah Palestina wajib dikembalikan pada Islam. Persoalan Palestina bukanlah persolan rakyat Palestina atau orang-orang Arab saja, tetapi merupakan persoalan kaum Muslim. Sebabnya, umat Islam merupakan umat yang satu (ummah wahidah). Tidak boleh dipisahkan oleh ras, suku, warna kulit atau bangsa. Umat Islam dipersatukan oleh akidah Islam. Bukankah Rasulullah saw. telah memberikan gambaran tentang ukhuwah islamiyah yang harus kita bangun? Disatukan oleh akidah Islam, umat Islam bagaikan tubuh yang satu. Kalau satu bagian sakit maka bagian tubuh yang lain juga menjadi sakit. Umat Islam bagaikan satu bangunan yang saling memperkuat satu sama lain.

Karena itu, negeri Islam  manapun yang dijajah, penduduknya diusir, dizalimi, dibunuh maka wajib hukumnya mengusir penjajah dengan memerangi mereka. Kewajiban ini berlaku bagi umat Islam dimana pun berada, selama penjajah masih bercokol di negeri Islam dan belum diusir. Allah SWT berfirman (yang artinya): Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, (tetapi) janganlah kalian melampaui batas karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (TQS al-Baqarah [2]: 190).

Allah SWT mempertanyakan kaum Muslim, terutama mereka yang memiliki kekuatan seperti angkatan bersenjata, yang diam saat umat Islam yang didzalimi memanggil. Allah SWT berfirman (yang artinya): Mengapa kalian tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang berdoa, “Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Makkah) yang penduduknya zalim.” (TQS an-Nisa’ [4]: 75).

Karena itu tidak boleh seorang Muslim mengatakan persoalan Palestina bukan persoalan kita. Apalagi Allah SWT secara khusus menyebut tanah Palestina ini sebagai tanah yang diberkahi (QS al-Isra’ [17]: 1). Baitul Maqdis yang terletak di Elia (Yerussalem) merupakan tempat asal para nabi (terdahulu) sejak Nabi Ibrahim as. Allah SWT memuliakan tempat ini menjadi tempat singgah Rasulullah saw. saat diperjalankan Allah dalam Isra’ dan Mi’raj. Semua nabi dikumpulkan di Masjid al-Aqsha. Rasulullah saw. mengimami para rasul dan nabi yang menunjukkan bahwa beliau adalah imam terbesar dan pemimpin para nabi.

Pernyataan yang menyebutkan masalah Palestina adalah bukan urusan kita jelas adalah pernyataan batil dan mungkar yang harus ditolak oleh setiap Muslim. Pernyataan ini juga berbahaya karena akan melemahkan persatuan umat Islam sekaligus membahayakan negeri ini yang merupakan bagian dari negeri Islalm. Justru dengan persatuan umat Islam inilah, negeri-negeri Islam menjadi kuat. Bukan seperti sekarang yang dipecah-belah menjadi negara-negara bangsa yang lemah dan tak berdaya. Tidak peduli terhadap sesama umat Islam dengan alasan bukan kepentingan nasional yang semu.

Solusi syar’i yang komprehensif atas masalah Palestina ini tidak lain adalah mencabut penjajahan hingga akar-akarnya dari Bumi Palestina yang diberkati. Sebab, penjajahan entitas Yahudi inilah yang menjadi  persoalan mendasar krisis Palestina.

Alhasil, setiap tawaran solusi apapun yang tidak berujung pada upaya menghilangkan penjajahan Yahudi dari Bumi Palestina, bukanlah solusi yang nyata. Itu hanya solusi yang parsial. Tidak menyelesaikan masalah. Bahkan akan memperpanjang penderitaan rakyat Palestina.

Solusi dua negara (two state solution) seperti yang ditawarkan Amerika, perdamaian yang digagas negara-negara Barat, hingga normalisasi dengan penjajah Yahudi  yang dilakukan para penguasa Arab pengkhianat adalah solusi palsu. Alih-alih menghilangkan penjajahan, justru melegitimasi keberadaan penjajah Yahudi.

Berharap pada OKI juga jauh dari harapan. Pasalnya, OKI merupakan kumpulan para penguasa yang mayoritas tunduk kepada Amerika, yang justru membela Yahudi sebagai harga mati.

Berharap pada PBB juga mustahil! Sebabnya, setiap keputusan apapun dari PBB yang dianggap merugikan penjajah Yahudi akan diveto oleh Amerika!

Untuk menghilangkan penjajahan Yahudi ini, tidak ada cara lain kecuali dengan perang jihad fi sabilillah. Untuk itu kewajiban utama untuk jihad ini ada pada pundak penguasa negeri-negeri Islam dan para panglima perang yang memiliki tentara yang terlatih, peralatan tempur, pesawat-pesawat tempur, dan persenjataan yang lebih dari cukup. Karena itulah apa yang menjadi seruan Hizbut Tahrir dalam nasyrah-nya tanggal 29 Ramadhan 1442 H/11 Mei 2021 M perlu kita perhatikan. Seruan itu antara lain:

 

Wahai kaum Muslim: para tentara itu adalah anak-anak dan saudara-saudara Anda, tetangga dan teman Anda. Mereka hidup di tengah Anda dan Anda memiliki pengaruh terhadap mereka. Lalu bagaimana mereka duduk saja dari menolong bumi yang penuh berkah? Bagaimana mereka duduk saja dari menolong tempat Isra’ Rasulullah saw.? Sungguh dengan tangan-tangan para tentara itu, mereka bisa melenyapkan kesedihan dunia dan azab akhirat dari Anda dan dari mereka. Yang demikian merupakan keberuntungan yang besar. Karena itu suruhlah mereka agar segera untuk menolong saudara-saudara mereka di Palestina sehingga mereka membuat ridha Tuhan mereka dan mengembalikan kemuliaan mereka. Hendaklah mereka memuncaki pertolongan mereka dengan melenyapkan para thaghut penguasa dan menegakkan pemerintahan Islam, al-Khilafah ar-Rasyidah, yang mengembalikan untuk umat kebaikan mereka sebagaimana firman Allah SWT: Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, melakukan amar makruf nahi mungkar, dan beriman kepada Allah (TQS Ali Imran [3]: 110).

Allahu Akbar!  [Farid Wadjdi]

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

11 − nine =

Back to top button