Opini

Syariah Mendatangkan Berkah

Allah SWT berfirman (yang artinya): Tiadalah Kami mengutus engkau (Muham-mad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam (TQS al-Anbiya’ [21]: 107).

Syaikh an-Nawawi al-Jawi, dalam tafsir Marah Labid (Tafsir Munîr) Juz II/ 47, menafsirkan ayat itu dengan menyatakan, “Tidaklah Kami mengutus engkau, wahai makhluk yang paling mulia, dengan berbagai peraturan (bi syarâ’i‘) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam, dalam agama maupun dunia. Sebab, manusia dalam kesesatan dan kebingungan. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad saw. untuk menjelaskan kepada manusia jalan menuju pahala, menampilkan dan memenangkan hukum-hukum syariah Islam, membedakan yang halal dari yang haram. Setiap nabi sebelum beliau, manakala didustakan oleh kaumnya, Allah membinasakan mereka dengan berbagai siksa. Namun, jika kaum Nabi Muhammad mendustakannya, Allah SWT mengakhirkan azab-Nya hingga datangnya maut dan Dia mencabut ketetapan-Nya untuk membinasakan kaum pendusta Rasul. Inilah umumnya tafsiran para mufassirin.”

Jelaslah bahwa rahmat Allah SWT ini bukanlah berkaitan dengan pribadi Muhammad saw. sebagai manusia, tetapi sebagai rasul yang diutus dengan membawa syariah yang memang paling unggul dibandingkan dengan aturan-aturan atau agama yang ada di dunia, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Dialah Allah Yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang haq agar Dia menangkan agama itu atas semua agama yang ada. Cukuplah Allah sebagai Saksi (TQS al-Fath [48]: 28).

Dalam tafsir Shafwah at-Tafâsîr (II/253), Ustadz Muhammad Ali ash-Shabuni memberikan catatan, “Allah SWT tidak berfirman ”Wamâ arsalnaka illâ rahmatan li al-mu‘minîn, tetapi “lil ‘âlamîn, karena Allah SWT menyayangi seluruh makhluk-Nya dengan mengutus Muhammad saw. Mengapa demikian? Sebab, Muhammad saw. datang kepada mereka dengan membawa kebahagiaan yang besar, keselamatan dari kesengsaraan tiada tara. Mereka mendapatkan dari tangannya kebaikan yang banyak baik dunia maupun akhirat; dia mengajari mereka setelah kebodohan mereka, dan memberikan petunjuk atas kesesatan mereka.

Dengan demikian, rahmat bagi seluruh alam itu akan muncul manakala kaum Muslim mengimplementasikan apa yang telah beliau bawa, yakni risalah syariah Islam, dengan sepenuh keyakinan dan pemahaman yang bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah.

Oleh kerena itu, berbagai upaya untuk menutupi syariat Islam dan upaya menghambat serta menentang diterapkannya syariat Islam pada hakikatnya adalah menutup diri dan menghalangi rahmat bagi seluruh alam.

WalLahu a’lam. [Abu Inas; (Tabayyun Center)]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twelve + eight =

Back to top button