Pengantar

Pengantar [Khilafah Pasti Tegak Kembali]

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, banyak kalangan meragukan Khilafah akan tegak kembali. Namun demikian, tak sedikit yang yakin bahwa Khilafah adalah janji Allah SWT. Khilafah adalah kabar gembira dari Rasulullah saw. Karena itu Khilafah pasti akan berdiri kembali. Suka atau tidak suka.

Yang meragukan Khilafah bakal tegak kembali umumnya orang-orang sekular-liberal. Mereka kerap memandang Khilafah sebagai utopia. Khilafah adalah bagian dari masa lalu. Tak mungkin kembali lagi. Karena itu berharap dan berjuang agar Khilafah tegak kembali, menurut mereka, hanyalah mimpi.

Namun anehnya, mereka yang anti Khilafah itu kerap tidak konsisten. Katanya Khilafah itu utopia, mimpi dan tak mungkin terwujud. Faktanya, mereka seolah begitu khawatir dan takut jika Khilafah benar-benar tegak kembali. Buktinya, banyak rezim sekular-liberal sekuat tenaga menghalang-halangi para pejuang Khilafah. Khilafah mereka kriminalisasi. Para pejuangnya mereka intimidasi dan persekusi. Itu membuktikan bahwa mereka tidak konsisten. Harusnya, jika memang utopia dan mimpi, mereka tak perlu khawatir dan takut dengan Khilafah dan para pejuangnya.

Mengapa mereka bertindak begitu? Tidak lain karena pada dasarnya masalahnya bukan yakin atau tidak yakin terhadap akan kembalinya Khilafah. Masalah utamanya, kaum sekular-liberal itu anti terhadap segala sesuatu yang berbau Islam. Jangankan Khilafah. Jilbab, poligami, syariah, jihad dan segala hal yang berbau Islam mereka tolak juga. Yang mungkin tidak mereka tolak hanya urusan ibadah ritual seperti shalat, shaum atau zakat.

Sebagai kaum yang beriman, kita tentu saja ada di barisan orang-orang yang yakin akan janji Allah SWT dan kabar gembira dari Rasulullah saw. Kita yakin Khilafah bakal tegak kembali. Betapa pun dihalang-halangi. Betapapun para pejuangnya diintimidasi, dipersekusi bahkan dikriminalisasi.

Itulah tema utama al-waie kali ini, selain sejumlah tema menarik lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seventeen + eight =

Back to top button