Pengantar

Pengantar [Pedoman Politik Umat 2024]

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, Pilpres 2024 memang masih setahun lagi. Namun, hiruk-pikuknya sudah dimulai. Meski capres-cawapres belum ditetapkan, setidaknya ada tiga bacapres yang sudah dimunculkan: Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Hawa panas Pilpres 2024 pun sudah bisa dirasakan. Mulai tampak kubu-kubuan. Baik di tingkat elit, parpol, maupun masyarakat secara umum. Masyarakat dan akar rumput sangat jelas masih menaruh harapan besar pada pesta Pilres 2024, sebagaimana pada Pilpres-pilpres sebelumnya. Artinya, mereka tetap percaya bahwa demokrasi adalah jalan perubahan yang harus mereka lalui. Seolah tak ada jalan yang lain.

Yang sangat memprihatinkan, kaum Muslim seolah kehilangan arah. Tak punya pedoman dalam berpolitik, khususnya dalam setiap Pemilu, termasuk Pilpres. Ini terjadi tak hanya di kalangan masyarakat umum, tetapi juga di kalangan elit/politisi Muslim, parpol Islam, bahkan para ulamanya. Misal, tak ada satu pun elit/politisi atau partai Islam yang menyuarakan tentang pentingnya penerapan syariah Islam sebagai satu-satunya jalan perubahan. Bahkan yang ironi, ada partai Islam yang jelas-jelas mendukung penetapan bacapres yang secara terang-terangan hobi nonton film porno dan terindikasi sering nyinyir terhadap Islam dan syariahnya. Dari partai ini pula muncul tokohnya yang memandang bahwa keshalihan tidaklah penting bagi seorang calon pemimpin selama dia memiliki kapasaitas untuk memimpin.

Yang paling mengherankan, bahkan para ulamanya pun seperti diam seribu basa terkait pentingnya syariah Islam ini diterapkan oleh negara, siapapun pemimpinnya. Selain karena kewajiban dari Allah SWT atas seluruh kaum Muslim, syariah Islam jelas bakal menjadi satu-satunya solusi yang bisa menyelesaikan problematika akut yang mendera bangsa dan negeri ini.

Karena itu tentu penting untuk mengingatkan sekaligus menyadarkan kembali umat ini, termasuk para elit/politisi dan para tokohnya, untuk selalu berpedoman pada al-Quran dan as-Sunnah, di antaranya dalam berpolitik, termasuk dalam Pemilu dan Pilpres. Tanpa berpedoman pada al-Quran dan as-Sunnah, berpegang teguh paa syariah Islam, pasti umat akan selalu kehilangan arah. Pada akhirnya, mereka akan kembali kecewa, sebagaimana telah berkali-kali mereka dikecewakan oleh para pemimpin yang justru telah mereka pilih setiap lima tahun sekali.

Di seputar itulah tema utama al-waie kali ini. Selain tema menarik lain lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

12 − 5 =

Back to top button