Opini

Imârah as-Sufahâ‘

Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu kezaliman mereka, dia bukan golonganku, aku bukan pun bagian dari golongannya dan dia tidak masuk ke telagaku (di surga). Sebaliknya, siapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu kezaliman mereka, dia termasuk golonganku, aku pun termasuk golongannya dan dia akan masuk ke telagaku (di surga).” (HR Ahmad, al-Hakim dan al-Baihaqi).

Dalam hadis di atas, Rasulullah saw. mengajari kita agar tidak membenarkan kebohongan kepemimpinan. Mereka terkategori sebagai imârah as-sufahâ‘ (pemimpin bodoh/dungu). Mereka adalah pemimpin yang meninggalkan petunjuk al-Quran dan as-Sunnah. Mereka menjalankan sistem dan perundangan yang bukan syariah Islam.

Kita juga tidak dibolehkan membantu kezaliman pemimpin. Membenarkan jelas tingkatannya di bawah menaati. Jika membenarkan kebohongan mereka saja dilarang. Apalagi menaati dan membantu kezaliman mereka. Apalagi memberikan justifikasi, pembenaran atau stempel atas kezaliman mereka.

Sabda Rasul saw. “maka dia bukan golonganku, aku pun bukan bagian dari golongannya dan dia tidak masuk ke telagaku (di surga)” adalah ancaman amat keras terhadap siapapun yang membenarkan kebohongan dan mendukung kezaliman imârah as-sufahâ‘. Bayangkan, saat semua manusia sangat mengharapkan diakui sebagai golongan Rasul saw., justru beliau berlepas diri dan menolak mereka.

Pemimpin pembohong pada dasarnya adalah pemimpin yang suka menipu dan mengkhianati rakyat. Terkait ini Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah seorang hamba—yang Allah jadikan pemimpin untuk mengurus rakyat—mati pada hari dia menipu (mengkhianati) rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga bagi dirinya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Kata ghâsysy[in] maknanya khâ‘in (khianat) atau khâdi (penipu). Artinya, membohongi/ mengelabuhi rakyat atau mengkhianati amanah untuk mengurus urusan rakyat.

Adapun pemimpin zalim adalah pemimpin yang tidak mau berhukum dengan hukum Allah SWT, yakni yang enggan berhukum dengan al-Quran, sebagaimana firman-Nya: “Siapa saja yang tidak berhukum dengan wahyu yang telah Allah SWT turunkan, mereka itulah pelaku kezaliman.” (TQS al-Maidah [5]: 55). Itulah imârah as-sufahâ‘ yang haram didukung. [Taufik S. Permana; (Direktur Geopolitical Institute)]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

18 − seventeen =

Back to top button