Opini

Kelemahan Ekonomi Kapitalisme

Meskipun telah menjadi sistem ekonomi yang paling dominan diterima dan diterapkan di dunia ini, kapitalisme terbukti bukan sistem ekonomi yang ideal. Sepanjang lintasan sejarahnya, sistem kapitalisme telah menyebabkan berbagai krisis. Baik dalam level internasional, regional dan nasional. Baik dalam bentuk depresi, resesi, hiperinflasi, kemiskinan dan ketimpangan maupun fluktuasi nilai tukar mata uang.

Sejak awal, sistem kapitalisme dan prinsip-prinsip utamanya telah mendapat serangan dan kritikan oleh berbagai pihak. Menurut Malkawi, di antara serangan paling serius adalah serangan para filosof sosialis dan komunis seperti Karl Marx, Engels dan Lenin. Meskipun demikian, kritik-kritik yang dilancarkan juga relatif lemah sehingga mendapat serangan balik dari para penentangnya.

Kritik juga datang dari para sarjana Barat yang masih menggunakan perspektif kapitalisme untuk menyerang sistem tersebut. Kritik mereka yang paling utama adalah kegagalan peran pemerintah dalam urusan ekonomi masyarakat yang menganut prinsip pasar bebas. Prinsip tersebut dikenal juga dengan istilah laissez-faire (berasal dari bahasa Prancis, yang berarti ‘allow to do’ atau ‘biarkan saja’).

Stiglitz dkk, misalnya, mengkritik Pemerintah AS yang dinilai terlalu mendewakan pasar bebas. Mereka juga mengoreksi ketidakstabilan sistem moneter berbasis dolar yang membuat nilai tukar tidak stabil.

Namun, kritik yang serius dan signifikan terhadap prinsip-prinsip dasar kapitalisme dikemukakan oleh pemikir Islam terkemuka, yaitu, Syaikh Taqiuddin an-Nabhani. Dalam An-Nizham al-Iqtishad fi al-Islam, beliau memfokuskan kritikannya pada tiga prinsip dasar kapitalisme yaitu kelangkaan relatif, nilai dan mekanisme harga.

Menurut an-Nabhani, gambaran mengenai ekonomi sistem kapitalisme, yang menjadi dasar kebijakan ekonomi politik di negara-negara Barat, perlu diungkap secara jelas sehingga para pendukung sistem tersebut dapat mengetahui kerusakannya dan pertentangannya dengan Islam.

Dengan demikian mereka dapat melihat bahwa pemikiran ekonomi Islam, yang berbeda dengan sistem kapitalisme, baik asas ataupun rinciannya, merupakan solusi yang benar terhadap persoalan ekonomi dewasa ini. [Hadi Sasongko; (Direktur POROS)]

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 + eleven =

Back to top button