Opini

Penguasa Gagal Melayani Rakyat

Wabah Covid-19 tengah membelit di tengah krisis kepercayaan kepada rezim kapitalis. Ketimpangan kesejahteraan juga melanda dunia saat ini. Ratusan juta manusia di dunia menderita kelaparan. Ini terjadi akibat penerapan sistem ekonomi Kapitalisme. Bukan karena ketidaksediaan pangan atau sumberdaya alam. Sebanyak 80 persen kekayaan dunia dikuasai oleh 20 persen manusia.

Indonesia termasuk negara korban Kapitalisme. Ketimpangan ekonomi di Indonesia terjadi karena liberalisasi ekonomi. Fokus pada produksi kekayaan, tetapi mengabaikan distribusi atau pemerataan. Sumberdaya alam dan komoditas strategis yang seharusnya milik umum justru dikuasai dan dimonopoli oleh para kapitalis. Dengan semua itu, banyak yang mulai mempertanyakan kembali sistem ekonomi Kapitalisme liberal. IMF dan Bank Dunia telah gagal menjalankan fungsinya membantu problematika ekonomi dan keuangan banyak negara Dunia Ketiga. Alih-alih resepnya manjur, yang terjadi malah pasiennya—yang  terdiri dari banyak negara miskin—harus  diamputasi atau dibiarkan sekarat.

Di Indonesia, sistem ekonomi Kapitalisme telah merusak kehidupan masyarakat Indonesia. Ketimpangan di Indonesia semakin tinggi. Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.

Oleh karena itu, perlu ada alternatif atas Kapitalisme. Islam yang memiliki basis ekonomi syariah bisa menjadi solusi bagi ketimpangan dan kemiskinan yang saat ini terjadi di Indonesia. Sistem ekonomi berbasis syariah Islam dapat melahirkan kesejahteraan dan menghapuskan ketimpangan. Pasalnya, sistem ini fokus pada distribusi kekayaan dan melarang keras monopoli terhadap barang-barang milik umum, seperti SDA dan komoditas strategis.

Dalam pandangan ekonomi Islam, Negara wajib menjamin pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan dan keamanan) seluruh warganya. [Aminudin Syuhadak ; (Direktur LANSKAP)]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

19 − 14 =

Back to top button