Opini

Siapa Yang Mengancam Negeri?

Anda ingin memahami siapa ancaman NKRI? Kapitalisme dan para pengusungnya. Ideologi inilah yang mendorong Barat untuk melakukan penjajahan di seluruh dunia, termasuk di negeri ini. Barat kapitalis merampok kekayaan alam negara-negara lain untuk kepentingan mereka.

Jika kita terpengaruh suatu dogma bahwa kebangkitan ideologi Islam adalah ancaman NKRI, itu keliru. Imperialisme Baratlah ancaman sejati atas negeri ini. Moris Berman, dalam buku Dark Ages America: The Final Phase of Empire (2006), menggambarkan Amerika—salah satu representasi negara Barat imperialis, red.—sebagai sebuah kultur dan emosional yang rusak oleh peperangan, menderita karena kematian spiritual dan dengan intensif mengeskpor nilai-nilai palsunya ke seluruh dunia dengan menggunakan senjata.

Dalam catatan Jamil Salmi, dalam bukunya, Violence and Democatic Society, Amerika telah melakukan intervensi ke negara lain antara 1798-1895 M sebanyak 103 kali, antara tahun 1896-1945 sebanyak 57 kali, dan dalam rentang tahun 1945-2001 sebanyak 218 kali. Amerika juga menjadi Otak Kudeta Berdarah di: Iran (1953), Guatemala (1954), Kuba (1961 dan 1971), Brazil (1964), Indonesia (1965), Yunani (1967), Chili (1973), Angola (1974-1975), Jamaika (1975), Grenada (1983), Nikaragua (sejak 1984).

Amerika ingin mempertahankan sekularisme dan konsep demokrasinya di Indonesia. Maunya Indonesia jadi rusak sehingga penjajahannya makin kokoh. Dalam sistem sekuler demokrasi, aturan akhirnya menjadi semacam solusi kompromi atas persoalan yang ada dengan tetap menjamin kebebasan dasar yang dimiliki setiap orang (kebebasan berkeyakinan, berpendapat, berperilaku dan kepemilikan). Lalu lahirlah peraturan yang menjamin dan memperbolehkan semua ekspresi kebebasan dengan batasan asal tidak melanggar kebebasan orang lain dan asal tidak mengganggu kepentingan umum. Dalam sistem sekular demokrasi seperti ini, setiap orang boleh mengekspresikan hasrat seksualnya dengan siapa pun dengan cara apa pun selama suka sama suka dan tidak merugikan pihak lain. Itulah yang dilegalkan dalam sistem hukum yang ada.

Juga terlihat dengan jelas demokrasi adalah sistem akal-akalan yang menjadi ladang subur kejahatan para pemegang modal dan penjahat yang mengitari kekuasaan. Demokrasi menghasilkan penguasa “penjahat”.

Sistem dan perilaku politik dan pribadi politisi sangat dipengaruhi oleh paradigma politik yang dianut. Paradigma politik kapitalis adalah fokus pada masalah kekuasaan, meraih dan mempertahankan kekuasaan. Sebaliknya, dalam Islam, politik adalah bagian dari syariah, akidah Islam harus menjadi landasannya. Paradigma politik Islam adalah pemeliharaan urusan umat baik di dalam maupun di luar negeri berdasarkan hukum-hukum Islam.

Dengan paradigma politik Islam ini, yang menjadi fokus perhatian para politisi dan penguasa adalah pemeliharaan urusan dan kemaslahatan umat. Dari situ lahirlah perilaku politisi yang senantiasa memperhatikan urusan dan kepentingan umat. Kualitas seorang politisi dalam Islam diukur dari sejauh mana tingkat kepedulian dan pemeliharaannya atas urusan dan kepentingan umat. Alhasil, Kapan lagi kita perjuangkan dan wujudkan sistem Islam kalau tidak sekarang? [Adam Syailindra; (Koordinator Forum Aspirasi Rakyat)]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × three =

Back to top button