Pengantar

Pengantar [Haji dan Persatuan Umat]

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, kebanyakan kaum Muslim memandang haji sekadar ibadah ritual dan spiritual belaka. Padahal ibadah haji sesungguhnya juga bersinggungan dengan aspek politik. Saat di Tanah Suci, misalnya, kaum Muslim yang berhaji dipersatukan tak hanya oleh ritual haji. Mereka juga dipersatukan oleh kesamaan akidah. Mereka bersatu. Mereka bersaudara. Sama sekali tak ada sekat pemisah dan pembeda. Saat ibadah haji, asal negara, bahasa, warna kulit, suku bangsa, organisasi, mazhab dll seolah melebur. Semuanya menyatu.

Namun sayang, kesatuan mereka tak berlangsung lama. Saat kembali ke masing-masing negara, jamaah haji kembali terpisah. Bubar. Seolah tak ada lagi persatuan. Tak ada lagi ikatan persaudaraan dan saling mempedulikan. Derita kaum Muslim Uighur di Xinjiang, India, Palestina, Suriah, dll, misalnya, tak begitu dirasakan oleh kaum Muslim di belahan dunia lain. Masing-masing seolah tak peduli dengan nasib saudara-saudaranya di bagian negeri-negeri lain. Seolah tak ada persaudaraan. Bahkan seolah tak ada persatuan sebagaimana saat ibadah haji.

Padahal dulu peristiwa haji pada zaman Nabi saw. tampak menonjol aspek politiknya. Bahkan dalam beberapa kali khutbah saat Haji Wada’, Nabi saw. sangat menekankan aspek persatuan dan persaudaran umat ini. Persataun dan persaudaran Islam (ukhuwah islamiyah) tentu saja melampaui batas-batas negara, suku bangsa, bahasa, dll.

Ibadah haji pun sarat dengan pesan-pesan dakwah dan perubahan. Bahkan dulu spirit haji memicu perlawanan terhadap kekufuran dan penjajahan di Dunia Islam. Salah satunya terjadi di Nusantara. Di Nusantara, para haji yang kembali di Tanah Suci menjadi pelopor perlawanan terhadap penjajah Belanda kafir di sejumlah daerah.

Karena itu, pada bulan-bulan haji ini, penting bagi kaum Muslim untuk mengkaji kembali aspek politik ibadah haji. Tak hanya merenungkan pesan-pesan moral dan spiritualnya saja.

Di seputar itulah tema utama al-waie kali ini. Selain tema menarik lain lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

three × five =

Back to top button