Pengantar

Pengantar: [Men-“Suriah”-kan Indonesia?]

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, rezim sekular dan para pendukungnya di Tanah Air terus-menerus menunjukkan sikap anti Islamnya. Tak henti-hentinya mereka menyulut islamophobia di tengah-tengah umat Mereka tak pernah berhenti melempar fitnah dan tudingan ngawur kepada umat Islam. Salah satunya, yang sekarang terus mereka suarakan, adalah mengaitkan ghirah umat Islam untuk kembali pada agamanya dengan apa yang mereka sebut sebagai upaya men-”Suriah”-kan Indonesia. Demikian pula sikap kritis umat terhadap rezim. Mereka tuding sebagai makar, anti NKRI dan Pancasila, dsb.

Kita tentu amat paham, semua itu hanyalah fitnah tak berdasar. Semua itu hanya ingin menyudutkan sekaligus menyurutkan ghirah umat Islam. Agar umat Islam tidak lagi berani bersikap kritis terhadap rezim. Agar umat takut menyuarakan kebenaran. Agar umat tak lagi menginginkan perubahan. Baik berupa pergantian rezim maupun pergantian sistem. Dari rezim sekular, refresif dan anti Islam menjadi penguasa islami dan mengayomi umat Islam. Dari sistem sekular yang anti syariah menjadi sistem pemerintahan yang diatur oleh syariah Islam.

Karena itu propaganda bahwa ada upaya-upaya dari kelompok yang mereka tuding radikal untuk men-”Suriah”-kan Indonesia hanyalah propaganda palsu demi mewujudkan kepentingan rezim: memelihara status quo.

Mereka tentu sepenuhnya sadar, jika umat terus bergerak sekaligus menuntut perubahan ke arah Islam, kedudukan mereka sebagai agen-agen sekularisme bakal tergusur. Alhasil, semua yang dilakukan rezim terhadap umat Islam, ujung-ujungnya adalah demi mempertahankan kekuasaan mereka. Ujung-ujungnya adalah kepentingan politik juga. Ironis, mereka menuding umat Islam punya agenda politik tertentu. Mereka sendiri punya agenda politik juga. Bedanya, agenda politik umat adalah demi kepentingan dan kebaikan rakyat. Sebaliknya, agenda politik mereka sekadar demi mempertahankan kekuasaan mereka. Bukan untuk kepentingan dan kebaikan rakyat

Itulah tema utama al-waie kali ini, selain sejumlah tema menarik lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

nineteen − sixteen =

Back to top button