Catatan Dakwah

The Secret Life

Anytime you see someone more successful than you are, they are doing something you aren’t (Malcolm X).

++++

 

Stephen Covey dalam buku best sellernya, The Seven Habits of Highly Effective People, mengenalkan kepada kita tiga kluster kehidupan, yakni public life, private life dan secret life. Public life adalah kehidupan kita di tengah-tengah orang lain. Apa yang kita lakukan dan apa yang kita capai bisa dilihat atau disaksikan oleh orang lain. Private life adalah kehidupan pribadi, yang hanya terlihat atau diketahui oleh orang-orang dekat kita, atau kadang bahkan tak terlihat oleh siapapun.

Ketika dalam public life kita melihat orang lain tampak lebih sukses daripada diri kita, kata Malcolm X, pasti orang itu melakukan  sesuatu dalam private life-nya yang tidak kita lakukan.

Hee Ah Lee, misalnya, yang lahir cacat, kedua tangannya hanya punya empat jari berbentuk seperti capit udang, tanpa telapak tangan, kakinya pun hanya sebatas lutut, berlatih piano 5 sampai 8 jam sehari selama lebih dari 15 tahun sebelum akhirnya ia dikenal sebagai the four finger pianist yang disetarakan dengan pianis terkenal, Richard Clayderman. Kini, Hee menjadi kebanggaan rakyat Korea Selatan. Konser tunggalnya di puluhan negara selalu disesaki oleh pengunjung.

Imam Syafii kecil selalu mencatat apa yang diajarkan guru kepada dirinya. Tak terhalang oleh kemiskinannya, ia mengumpulkan pecahan tembikar, potongan kulit, pelepah kurma, dan tulang unta untuk menulis. Bahkan tempayan-tempayan milik ibunya penuh dengan alas-alas tulis itu yang berisi catatan hadis-hadis Nabi saw. Itu semua terjadi saat Syafii belum lagi balig. Semangat belajarnya memang luar biasa. Al-Quran telah ia hapal saat ia berusia 7 tahun. Kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik telah ia baca dan ia hapal saat usia 12 tahun sebelum ia bisa berjumpa dan berguru langsung  dengan pengarangnya di Madinah.

Sadar peran penting leher dalam menahan pukulan lawan, petinju Mike Tyson, ketika berlatih, sengaja berulang-ulang memukulkan batang besi ke lehernya. Hasilnya, lehernya sangat kuat sehingga ia dijuluki si Leher Beton. Semua lawannya dipukul KO sebelum ronde 5. Meski ia sendiri akhirnya KO juga, bukan karena pukulan lawan, tetapi karena kecanduan alkohol, narkoba, seks bebas dan hidup serampangan.

Tak banyak orang tahu, jauh sebelum sejarah besar penaklukkkan Konstantinopel terjadi, Huma Hatun, ibunda Muhammad al-Fatih, sering membawa al-Fatih kecil naik ke atas bukit, memandangi benteng Konstantinopel dari kejauhan. Itu dilakukan sambil menceritakan nubuwwah Nabi saw. dalam hadis riwayat Imam Ahmad, tentang benteng itu yang bakal ditaklukkan dan pujian bagi panglima dan tentara penakluknya. Itu dilakukan Huma bahkan sejak al-Fatih masih dalam kandungan.

Bill Gates, yang dikenal sebagai salah satu kampiun di bidang IT, tak hanya sibuk dengan bisnisnya. Ternyata ia juga melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci piring, membuang sampah dan menggosok meja dapur. Katanya, melakukan tugas remeh-temeh seperti itu membuat dirinya tetap rendah hati dan membumi serta membuat orang lain merasa dihargai.  Bill Gates juga rajin membaca, setidaknya 50 buku setahun atau hampir dua buku sebulan. Menurut dia, sebuah buku  dapat membantu dirinya melihat sesuatu dari sudut yang berbeda sehingga memperluas pandangan dunianya. Ia kerap bermain dengan anaknya dan tidur lebih awal supaya cukup memenuhi kebutuhan waktu tidurnya 7 jam sehari. Sebabnya, katanya, kurang tidur tidak hanya mengganggu proses kognitif seperti perhatian, kewaspadaan dan pemecahan masalah, tetapi juga membuat seseorang sulit untuk belajar secara efisien hingga menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Private life seperti itu tidaklah muncul tiba-tiba. Ia sangat dipengaruhi oleh secret life, yang disebut Covey berisi 4 Unique Human Endowments, yakni Self-awareness, Conscience, Imagination, dan Willpower (kesadaran diri, hati nurani, imajinasi dan dorongan gerak). Isinya bisa apa saja. Intinya adalah sesuatu yang ada dalam hati dan pikiran manusia, yang tak terlihat oleh siapapun (inner deep life), tetapi perannya sangat besar dalam menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu baik dalam private life maupun public life. Ia bisa berupa keinginan untuk terkenal, kaya-raya, punya kedudukan sosial terhormat, dikenang oleh sejarah sebagai seorang pahlawan atau orang yang banyak berjasa, dan lain sebagainya, baik yang bersifat material-duniawi, maupun immaterial-ukhrawi.

Bagi seorang Muslim sejati, self-awareness adalah  kesadaran tentang asal-muasal dan misi serta ujung kehidupan dirinya sebagai manusia, yang didasarkan pada  conscience berupa  tauhid, dengan imagination berupa kehidupan yang hasanah di dunia dan akhirat. Semua itu menggerakkan diri (will power) untuk selalu taat kepada Allah SWT dalam seluruh keadaan.

Dalam kesadaran seorang Muslim, hidup tak lain adalah untuk beribadah kepada Allah. Intinya, ketaaan penuh pada segenap perintah dan larangan Allah, dengan keyakinan bahwa seluruh ketaatan itu akan memberikan keberkahan pada hidup diri dan keluarganya, juga masyarakat dan negara, bahkan dunia. Di sinilah energi perjuangan penegakan syariah secara kaaffah demi keberkahan bagi semua dan kemenangan akhirat bersumber, dan menjadi penggerak utama para pengemban dakwah yang tak kan pernah padam.

++++

 

Jadi, jelas sekali rona kehidupan public life sangat dipengaruhi oleh private life, utamanya oleh secret life. Islam telah mengajari untuk menata kehidupan pribadi kita dengan sebaik-baiknya; dengan takwa, doa, dzikr, wirid dan ibadah. Tentang iman, takwa dan kebiasaan shalat malam misalnya, ada nasihat bagus Syaikh Adebali yang disampaikan kepada Osman, anak lelaki Ertugrul, yang kelak menjadi sultan pertama dalam Kesultanan Utsmani. Katanya, “Siapa yang tidak menerangi diri, tidak akan bisa menerangi dunia. Siapa yang tidak bisa mengalahkan selimut di malam harinya (untuk shalat malam), tidak akan bisa mengalahkan musuh di siang hari. Siapa yang tidak bisa menegakkan iman di rumahnya, tidak akan bisa membangun peradaban dunia.”

Bagi seorang Muslim, kesuksesan yang hakiki adalah kesuksesan di akhirat: masuk surga dan terhindar dari neraka. Inilah kemenangan besar  (fawz al-kabiir). Hanya ketaatan sempurna kepada Allah sajalah yang akan mengantarkan pada kemenangan besar itu. Ketaatan membawa keridhaan Allah. Keridhaan Allah membawa pada keberkahan, berupa tambahnya selalu kebaikan dalam kehidupan di dunia dan pahala di akhirat.

Siapa saja yang menang di dunia, tetapi kemenangan itu tidak membawa dirinya pada kemenangan atau kesuksesan akhirat, pasti akan sangat menyesal. Karena itu segala bentuk kemenangan atau kesuksesan apapun di dunia, baik kemenangan dalam persaingan bisnis, kemenangan dalam konstatasi politik, jabatan akademik, karir birokratik, cinta dan keluarga serta bentuk kemenangan atau kesuksesan lainnya, haruslah  diraih dengan iman, takwa, tawakal dan iptek. Tak mengapa jika harus kalah lebih dulu di dunia jika hal itu diperlukan untuk meraih kemenangan akhirat. Yang paling ideal tentu saja menang di dunia, menang juga di akhirat

Alhasil, seorang Muslim sejati tidak boleh silau atas kemenangan atau kesuksesan di dunia jika hal itu justru akan menjauhkan dirinya dari kemenangan akhirat. Kesuksesan semu di dunia, yang didapat dengan menghalalkan segala cara, tak mengindahkan halal-haram—yang didapat dengan cara curang, zalim, suap/sogok,  syirik, termasuk kemenangan konstetasi politik yang diraih bersama  kelompok politik sekuler untuk kejayaan sekulerisme, kapitalisme, liberalisme, sosialisme apalagi komunisme, dan segala yang bertentangan dengan ketentuan Allah—pasti akan menjauhkan  dari kemenangan  akhirat. Itu adalah sebuah kerugian yang amat sangat besar, yang akan disesali selama-lamanya, di sana nanti. Pasti. [H.M. Ismail Yusanto]

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

19 − sixteen =

Check Also
Close
Back to top button