Opini

Demokrasi Cakar-Cakaran

Pencalonan Anies Baswedan maju dalam Pilpres 2024 dihadang isu tak sedap. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu disebut memiliki perjanjian utang senilai Rp 50 miliar kepada Sandiaga Uno saat bertarung dalam kontestasi Pilkada Jakarta pada 2017 lalu.

Munculnya pengotak-atikan komitmen pada masa lalu antara Anies dan Sandiaga merupakan gambaran adanya politik saling sandera. Munculnya kabar Anies dan Sandi tersebut menunjukkan bahwa dalam dunia politik tidak ada kawan yang abadi. Yang ada adalah kepentingan yang abadi.

Beberapa hari sebelum berhembusnya kabar perjanjian utang Anies, Ketua Umum Partai Nasdem melakukan kunjungan ke Kantor DPP Partai Golkar. Bahkan diduga serangan dari Golkar merupakan bagian dari manuver Nasdem. Di sisi lain, saling menggembosi di antara pihak yang berpolitik merupakan hal yang lumrah. Apalagi kini manuver politik sudah mengerucut pada penentuan pakem siapa kawan dan lawan koalisi nantinya.

Inilah fenomena kontestasi dalam sistem kapitalis demokrasi, parpol dan politisi mengejar ambisi. Demi kursi kekuasaan, money politic, utang politik, politik saling sandera, hingga korupsi dilakukan. Syahwat kekuasaan diumbar vulgar. Rasa empati atas penderitaan rakyat  hilang karena fokus pada kekuasaan, bukan pada persoalan umat kebanyakan.

Kekuasaan di tangan rakyat yang merupakan ruh demokrasi hanyalah sebatas slogan. Rakyat hanya berfungsi sebagai pendorong mobil mogok, begitu berjalan rakyat dilupakan. Penguasa mengabdi kepada oligarki, pemilik modal yang mengantarkan dirinya mendapatkan kursi kekuasaan. Lahirlah UU yang menguntungkan pemilik modal, seperti UU Minerba, Omnibus Law.

Mengangkat pemimpin yang shalih dan adil saja tidak cukup. Ada yang lebih penting, yakni sistem yang diterapkan. Selama sistem sekuler demokrasi mendominasi negeri ini, maka kezaliman demi kezaliman akan terjadi. Sistem sekuler yang memisahkan peran  agama dari  kehidupan merupakan sumber  kerusakan.

Perubahan menuju kebangkitan  hakiki mensyaratkan tiga hal, yakni memahami realitas masyarakat yang rusak berikut akar masalah,  memahami konstruksi masyarakat  ideal yang ingin diwujudkan dan memahami peta jalan perubahan yang harus dilakukan.

Kebangkitan umat Islam akan terjadi ketika umat memiliki akidah yang shahih. Keimanan yang benar akan membentuk pemahaman bahwa hidup di dunia semata untuk beribadah kepada Allah. Wujudnya, sikap taat yang sempurna pada seluruh syariah Islam dalam setiap aspek kehidupan. Baik ranah individu, keluarga, maupun bernegara. [Azis Rohman]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eleven − one =

Back to top button